Kamis, 22 Oktober 2009

bidan oh my good

Memalukan! Jabatan Anwari, 43, Kepala Sekolah Menengah Kejuruaan (SMK), tapi malah (S)elingkuh (M)elulu (K)erjaanya. Bayangkan, ada bidan setengah “nganggur” ditelateni. Tapi sial, baru saja selesai “ngetap olie” bersama Ny. Nunung, 40, digerebek warga, dan Pak Kasek suka ngeseks itu babak belur digebugi.

Anak-anak lulusan SMK biasanya lebih mudah diserap dunia lapangan kerja, karena memang mereka merupakan tenaga siap pakai, sesuai dengan keahliannya. Beda yang lulusan SMA, mereka terlalu banyak teori dalam mata pelajaran yang sangat umum. Maka jika punya biaya, setamat SMA mendingan meneruskan kuliah di perguruan tinggi. Pasarnya setelah lulus nanti lebih luas. Tapi itu pun tak menjamin, sebab kini juga ada Sarjana Es Satu (S-1) terpaksa jualan Es Mambo karena susah mencari kerja.

Murid-murid Anwari, kepala sebuah SMK di Lawang Kabupaten Malang (Jatim), tak ada yang bernasib seburuk itu. Rata-rata mereka dapat penempatan setelah lulus, sebab Pak Kepsek ini juga suka mengarahkan murid-muridnya. Cuma konyolnya, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan ini diem-diem juga juru…….selingkuh. Maklumlah, sebagai guru sekolah tehnik, dia juga sangat menguasai tehnik merayu wanita setengah “nganggur”; lebih-lebih yang cantik macam Bu Bidan Nunung ini.

Ada istilah “setengah nganggur” di sini, sebab statusnya Ny. Nunung ini masih punya suami. Cuma dengan suaminya yang bekerja di Dinas Kesehatan Surabaya, sudah lama pisah ranjang.Jadi mau disebut janda, dia belum punya surat cerai. Tapi bila disebut masih bersuami, bapaknya anak-anak tak pernah nongol. Jadi status Ny. Nunung benar-benar masih mengambang. Jaman Menpen Harmoko dulu ada istilah: masa mengambang (floating mass), lha kalau janda mengambang apa pula istilahnya ini?

Dianggurkan suami begitu lama, sebagai wanita yang masih muda dan enerjik, mana tahan? Karenanya, dia tak menafikan bisikan-bisikan asmara yang dilancarkan sejumlah pria. Maklumlah, kecantikan Bu Bidan ini memang masih menjanjikan, masih pulen dan mempur andaikan singkong goreng. Karena itulah, begitu tahu status dan kondisi Ny. Nunung, bergantianlah sejumlah lelaki menawarkan proposal cinta. Baik itu mereka yang dalam status duda, atau sekedar mereka yang iseng cari tokoh alternatif unuk tamba adhem.

Akhirnya cinta Nunung justru nyangkut pada Kepala SMK. Awalnya mereka kenal ketika sama-sama jadi anggota Panitia Pemilihan Gubernur Jatim di Kecamatan Lawang. Dari mencatat dan membolak-balik kartu suara, lama-lama Anwari berani “membolak-balik” Bu Bidan ini di atas ranjang. Maklumlah, mereka dalam kondisi padha butuhe (sama-samba membutuhkan). Dan ternyata Anwari memang mampu menggantikan sosok bapaknya anak-anak. Tenaganya luar biasa, cukat trengginas (cekatan) seperti bangau mematuk ikan.

Lama-lama Anwari semakin berani. Bila aksi “ngetap olie”-nya selama ini dilakukan dalam hotel, kemudian dilakukan di rumah Nunung di Desa Mulyoarjo Kecamatan Lawang (Malang) sambil tutupan lawang (pintu) tentu saja. Menyaksikan seringnya Anwari main ke rumah Bu Bidan hingga di luar kepatutan, penduduk jadi curiga. Jangan-jangan telah terjadi hil-hil mustahal di antara mereka. “Grebek wae, ben kapok (gerebek saja, biar jera).” Kata warga menyarankan.

Akhirnya hari naas itu terjadi malam kemarin. Terlalu lama Anwari bertamu di rumah bidan Nunung, warga menggedor-gedor pintu. Tapi Bu Bidan berkilah tak ada tamu dalam rumah. Warga tak percaya, sehingga dilakukan penggledahan. Tul-kan? Kepala SMK itu ditemukan sembunyi di kamar mandi. Langsung saja dia diteriaki maling dan diseret keluar. Penduduk yang emosi memukulinya bertubi-tubi. Untung saja pamong desa datang dan melerainya. Kasusnya dibawa Ke Polsek Lawang.

Mengenaskan, kepala sekolah kok benjol kepala!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar