Kamis, 22 Oktober 2009

PRAJABATAN DAN PRAKENIKMATAN

Awalnya kenal dalam acara prajabatan PNS, kemudian berlanjut jadi prakenikmatan ranjang. Tapi karena kedua pegawai rumahsakit ini sama-sama punya keluarga, urusan pun jadi memanjang. Apa lagi Widodo, 40, sempat memergoki selingkuhan istrinya ngumpet di dalam almari pakaian.

Tak ada kebahagiaan bagi orang-orang yang magang jadi PNS, ketika sudah mengikuti prajabatan. Sebab dengan cara demikian, dia sudah dipastikan bakal punya NIP (Nomer Induk Pegawai) dan jadi anggota Korpri, meski gaji awalnya baru 80 persen dulu. Langkah selanjutnya tinggal bagaimana dia berprestasi sebagai abdi negara. Jika rajin dan kondite bagus, jabatannya bakal naik terus, dari kasie jadi kasub, lalu kabag. Tak kalah menarik, jika dapat pos basah, dalam waktu cepat bakal bisa kaya, meski diukur secara gaji bulanannya sangatlah tidak mungkin.

Idam-idaman Ny. Yanik, 37, dari Gresik (Jatim) juga seperti itu, setidaknya bisa memperbaiki nasib keluarganya. Tapi dasar apes, baru sampai tahap prajabatan, dia sudah terkena godaan. Bukan godaan uang, tapi godaaan senyum dan rabaan seorang lelaki teman prajabatan. Dan karena Prayitno, 40, memang bisa memanjakan apa yang dia mau, Yanik pun terlena. Walhasil, dia jadi melupakan cita-cita awal sebagai pegawai negri. Bayangkan, baru saja selesai prajabatan langsung dilanjurkan ke acara “pra kenikmatan” ranjang di kamar hotel. Ya berantakanlah semuanya!

Kesamaan profesi, kadang-kadang bisa membuat seseorang jadi satu hati. Ini pula yang terjadi atas Yanik dan Prayitno. Saat ketemu dalam acara prajabatan di Surabaya, kebetulan mereka sama-sama karyawan rumahsakit. Yanik staf gudang RS Ibnu Sina Gresik, sedangkan Prayitno petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana RSUD Bangil, Pasuruan. Jadi klop kan? Yanik gudangnya pernik-pernik cinta, dan Prayitno punya “instalasi” yang siap memanjakan dan memuaskan wanita sasaran pria punya selera.

Awalnya mereka hanya tukar-tukaran nomer HP, lalu setelah kembali ke rumah sakit masing-masing, dilanjutkan dengan SMS-SMS-an dan telpon-telponan. Dasar Prayitno lelaki duda, sifat isengnya muncul. Jika SMS kepada Yanik selalu disertakan kata yank dan mama. Ternyata Yanik juga mengimbangi, membalas HP Prayitno dengan sebutan papa. Tentu saja sang duda tak menyia-nyiakan lampu hijau yang telah menyala. Meski tahu bahwa Yanik istri orang, diajaknya juga ketemu khusus di Surabaya. Ee ternyata Yanik tidak keberatan.

Hotel pun jadi sasaran pertemuan tingkat tinggi itu. Laki perempuan di kamar hotel, apa saja targetnya ketika berkhianat pada keluarga? Prayitno yang sudah beberapa waktu lamanya “puasa”, menjadi buas sekali dalam kondisi seperti ini. Maka tak ayal lagi, Yanik langsung disergap, hip, dan kena pada sumbernya. Meski awalnya mencoba berontak, akhirnya dia bertekuk lutut dan berbuka paha juga. “Asyik kan Bleh, habis prajabatan langsung prakenikmatan,” kata setan memberi semangat keduanya.

Sejak saat itu Yanik – Yitno jadi semakin rajin berkontak ria, SMS-nya nyaris tanpa jeda. Sekali waktu Widodo sempat membaca kata-kata mesra dalam HP istrinya itu, tapi Yanik membantah bahwa itu sebagai bentuk perselingkuhan. Katanya, sesama karyawan sudah biasalah gojek (berkelakar) dengan mama dan papa. Karena istri tak mau mengaku juga, ributlah jadinya mereka. Dan di sinilah kesalahan paling fatal, sebab kemudian Widodolah sebagai suami malah memilih purik ke rumah orangtuanya.

Akibatnya rumahtangga mereka semakin terancam. Sebab sepeninggal suami, Yanik semakin berani membawa Prayitno main ke rumahnya dan “main” pula di atas ranjang. Entah berapa kali mereka melakukan, sampai kemudian diketahui oleh Widodo. Ironisnya, jelas-jelas dia memasukkan lelaki, Yanik masih mungkir juga. Baru setelah digeledah dan ditemukan Prayitno ngumpet di almari baju, Yanik tak berkutik. Keduanya pun dilaporkan Widodo ke polisi. Bisa kena pecat sebagai PNS anyar, bisa pula kena pidana dengan pasal perzinahan.

Yang jelas, ini “sinergi” ngawur antara dua karyawan rumahsakit.

1 komentar: