Kamis, 22 Oktober 2009

DUDA GANAS BERMAIN UANG

Banyak lelaki duda, tapi tak seganas Timbul, 50, dari Jombang (Jatim) ini. Ada gadis tetangga belakang rumah, main tubruk saja. Tapi sampai Wiwin, 19, hamil dan melahirkan prematur, dia tak mau tanggungjawab. Setiap orangtua si gadis protes, hanya dibungkam mulutnya dengan sejumlah uang. Tapi sampai kapan?

Ketika uang jadi panglima, semua urusan akan diselesaikan dengan lembaran-lembaran bergambar Soekarno-Hatta. Memang tak semuanya berhasil dibeli dengan uang. Tapi yang jelas, hukum di Indonesia menjadi carut-marut juga karena para penegak hukum masih banyak yang mudah tergoda oleh tumpukan uang. Kita masih ingat selalu, betapa jaksa Urip Tri Gunawan yang saat bertugas di Bali demikian jujus dan lurus, setelah dipindah ke Jakarta jadi rusak. Untuk membetulkan kembali mental dia, terpaksalah mantan jaksa ini harus santai-santai dulu selama 20 tahun di tembok penjara!

Meski orang desa yang belum pernah merambah ke Jakarta, Timbul juga tahu bahwa kekuatan uang bisa menyelesaikan segala persoalan hukum di negeri ini. Makanya setiap ayah atau ibu Wiwin si gadis yang dinodai mencoba protes, mulutnya yang nyinyir itu cukup dibungkam dengan uang. Langsung deh Pak dan Bu Wongso diam, persis mantan demonstran yang dikasih jabatan mentri jaman Orde Baru dulu. Padahal, gara-gara sikap orangtuanya, gadis Wiwin jadi selalu gagal memperoleh keadilan.

Wiwin yang tinggal di Desa Kepuhrejo Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang, terhitung gadis kembang kampung di desa itu. Wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih, membuat gairah kaum lelaki meningkat setiap menatapnya. Untung saja ini bulan puasa, sehingga kegairahan mereka lalu dialihkan ke hal-hal lain yang bernilai ibadah. “Urusan pahala jauh lebih penting daripada urusan paha, Bleh….,” kata hati nurani setiap insan Islami.

Para warga Desa Kepuhrejo memang selama ini hanya tahu bentuk luar Wiwin semata. Dia tak tahu persis apa sebenarnya yang telah terjadi. Ibarat mobil, sebetulnya hanya bodinya saja yang nampak mulus. Tapi coba lihat mesinnya, sudah tak elok lagi. Kalau dipanasi setiap pagi, tak lain keluar air dari knalpotnya, malah asep hitam mengepul. Pembakaran Wiwin sudah tak bagus lagi, karena sudah kebanyakan membakar api asmara lelaki tetangganya, si duda Timbul.

Ya, Timbul memang lelaki duda yang sudah lama tak merasakan hangatnya kaum Hawa. Bahwa dia masih perlu menyalurkan libidonya dalam usia 50 tahun kini, itu memang sangat normal. Tap mestinya harus berpijak pada asas kepatutan dan kelayakan. Karena dia telah berusia setengah abad, mestinya sasaran tembaknya wanita-wanita janda usia 40-50 tahunlah. Tapi dia tidak. Gadis Wiwin yang lebih pantas jadi anaknya, dia udak-udak juga.

Medan perburuan itu memang sangat mendukung. Rumah Yoyok dan Wiwin saling memmbelakangi, yang dihubungkan dengan pintu belakang lewa dapur masing-masing. Nah, pada Januari 2009, saat rumah Wiwin sepi, duda haus asmara itu menyelinap masuk lewat dapur. Gadis cantik yang ngepleh-epleh (telentang) tidur siang, lanngsung dicemplaknya. Berontak sebentar, setelah itu langsung diam seribu basah, dan mendesah. Dan lain hari, kembali Yoyok mengulang suksesnya untuk kedua kali.

Hanya dua kali Yoyok ngobok-obok kehormatan Wiwin, tapi hasilnya luar biasa. Dia hamil dan keguguran pada usia kandungannya yang ke tujuh. Keluarganya lalu menuntut tanggungjawab si duda celamitan. Tapi sayang, asal disumpal uang Rp 100.000,- hingga Rp 200.000,- sekali datang, Pak/Bu Wongso ibu si gadis langsung diam dan lupa akan tuntutannya. Ini berkali-kali, sampai kemudian muncul paman Wiwin yang tak mempan duit. Meski Yoyok berusaha memberikan uang, dia tak bergeming dan kini Yoyok mendekam di Polres Jombang atas tuduhan pelecehan seksual.

1 komentar: